Makassar || Daftar Hitam News. Id — Aktivis 98 Syamsir Anchi mendesak rekan-rekan aktivis di seluruh dunia bersatu melawan ketidakadilan, dan kezaliman di Gaza. Menurut Syamsir Anchi yang juga Direktur Eksekutif LSM PILHI itu, pasukan Israel telah melewati batas dalam perang melawan Hamas, karena bukan hanya pasukan Hamas yang menjadi target serangan, namun semuanya termasuk warga sipil, anak-anak dan perempuan serta fasilitas sipil.
Ia pun meminta semua pemimpin negara yang berbasis muslim bersatu, melawan teroris. “Pasukan Hamas bukanlah teroris, dan mereka (AS dan Israel, red) melakukan playing victim, seolah Hamas adalah teroris, padahal AS dan Israellah teroris yang sebenarnya,” tegas Anchi dengan nada tinggi ketika bertandang di kantor redaksi media ini, Rabu, 22 Nopember 2023.
Ia menegaskan, waktunya dunia perangi teroris, jangan hanya mengutuk atau mengecam, tapi perlunya negara-negara muslim bersatu menghancurkan para teroris, AS dan Israel serta sekutunya. Pembantaian warga sipil di Gaza adalah pelanggaran HAM berat, tidak cukup hanya diseret ke peradilan militer internasional.
Dibutuhkan tekad yang kuat, persatuan, dan pandangan yang sama dalam memerangi teroris, AS dan Israel. Gaza telah lama membutuhkan tindakan nyata, butuh nyali dan terlibat aktif dalam memerangi mereka (teroris AS dan Israel, red).
Seperti diketahui, kisah perang antara Hamas, Palestina dan pasukan IDF Israel terus berlanjut. Bahkan, dari awal pasukan zionis menargetkan fasilitas sipil, rumah sakit, rumah ibadah, sekolah, tempat pengungsian, dan rumah-rumah warga sipil yang seharusnya patut dilindungi, namun menjadi sasaran serangan udara, darat, dan laut pasukan IDF Israel sejak pecah perang 8 Oktober 2023 lalu, sehari setelah serangan “Badai Al-Aqsa”.
Bahkan, sekitar 100 pasukan keamanan PBB yang bertugas di Yerusalem pun dibantai oleh pasukan Israel yang memang kesetanan menyerang apa saja yang dianggap menghalangi aksi militernya.
Update Jumlah Korban 147 Hari Perang
Merujuk data dari Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, mencatat setidaknya ada 13.300 korban meninggal, termasuk 5.600 anak-anak, dan 3.550 wanita. Angka ini naik 300 jiwa dari hari sebelumnya.
Belum termasuk korban luka-luka diperkirakan lebih 30.000 orang, dengan sekitar 75% diantaranya adalah anak-anak dan perempuan. Dan laporan orang yang dinyatakan hilang sekitar 6.000 orang di Gaza. Sementara di Tepi Barat, tercatat 217 orang meninggal, termasuk 50. Lebih dari 2.750 luka-luka
Di Israel, pada 10 November, para pejabat merevisi jumlah korban tewas dari 1.405 menjadi sekitar 1.200 orang. Sementara luka-luka sebesar 5.600 orang.
50 Jurnalis Korban Perang
Dilaporkan sekitar 50 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 43 jurnalis Palestina, empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon telah terbunuh.
Jurnalis yang terbunuh itu, sebagian besar dalam menjalankan tugasnya, meliput di medan perang, terkhusus jurnalis Gaza mereka juga korban brutal serangan udara pasukan Yahudi.
Biadab Rumah Sakit Indonesia Dirudal
Selasa dini hari kemarin, pasukan Israel kembali melakukan serangan udara dana targetnya adalah rumah sakit Indonesia.
Tidak puas hanya dengan mengepung rumah sakit Indonesia, mereka pun meledakkan rumah sakit Indonesia khususnya di lantai 2. Sebanyak 12 korban meninggal dan puluhan lainnya terluka akibat serangan rudal zionis.
Direktur jenderal kementerian kesehatan telah memberikan informasi terkini mengenai situasi di rumah sakit yang terkepung di Gaza utara, salah satunya di Rumah Sakit (RS) Indonesia.
“Tidak ada perawatan yang tersedia untuk sekitar 550 orang di Rumah Sakit Indonesia. Pengepungan tersebut mengakibatkan kematian beberapa orang yang dibawa ke fasilitas tersebut dan terluka,” katanya.
“Mereka yang terluka namun tidak terbunuh dalam serangan Israel akhirnya kehabisan darah dan meninggal, karena mereka tidak dapat mencapai fasilitas tersebut.” bebernya sebagaimana dikutip dari media Al-Jazeera.
Betapa pun perang pasukan Hamas, Palestina vs teroris Israel dan AS, sangat mendesak para pemimpin muslim di dunia meningkatkan sikap mereka dari mengecam atau mengutuk serangan menjadi terlibat secara aktif dalam genosida penduduk Gaza. Jika tidak, maka korban akan terus berjatuhan, dan mereka para teroris (As dan Israel) kian menjadi-jadi.
Saatnya bertindak, mari melakukan aksi terbaik kita menghentikan genosida di Gaza dengan segala upaya, dan sekecil apa pun peranan kita, termasuk do’a agar saudara-saudara kita di sana (Gaza, re) bisa aman dari serangan ‘iblis’ berwujud manusia.(*)
Lp: Anci/Galang